SOUND LEVEL METER
Sound Level Meter merupalan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-130 dBA dan dari frekuensi 20Hz-20.000Hz.
I. Spesifikasi
Spesifikasi dari Sound Level Meter adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran berkisar dari 26dB (A)
2. Catatan fungsi hingga 99 catatan
3. 6 rentang pengukuran yang disesuaikan
4. Dimensi 264 x 68 x 27 mm
5. Berat 260 g
II. Fungsi dan Aplikasi
Adapun fungsi dan aplikasi Sound Level Meter adalah sebagai berikut.
1. Fungsi
Sound Level Meter digunakan untuk untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz.
2. Aplikasi
Aplikasi Sound Level Meter biasanya dipakai dipabrik, untuk menganalisi kebisingan peralatan dipabrik tersebut misalnya pada pabrik pupuk, alat yang berpotensi menimbulkan kebisingan seperti turbin, compressor, condenser, pompa drum dan lain-lain.
III. Prinsip Kerja dan Cara Pemakaian
Pada umumnya SLM & Noise Dosimeter diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM. Cara pemakainnya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat
1. Pasang baterai pada tempatnya.
2. Tekan tombol power.
3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau tidak.
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai dengan angka kalibrator.3
b. Pengukuran
1. Pilih selektor pada posisi:
a. Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinu dibagi menjasi dua yaitu:
1. Wide Spectrum merupakan bising dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.
2. Narrow Spectrum merupakan bising yang relative tetap akan tetapi hanya mempunyai fekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnyaa gergji sirkuler, katup gas.
b. Slow : untuk jenis kebisingan impulsif / terputus-putus
Bising ini sering disebut juga intermitten noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus terusan, melainkan ada periode rekatif tenang misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.
2. Pilih selektor range intensitas kebisingan.
3. Tentukan lokasi pengukuran.
4. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada monitor.
5. Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan (Lek)
Lek = 10 log 1/n (10 L1/10+10L2/10+10L3/10+....) dBA
Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP/51/MEN/1999 zona kebisingan dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
a. Zona aman tanpa pelindung : < 85 dBA
b. Zona dengan pelindung ear plug : 85 - 95 dBA
c. Zona dengan pelindung ear muff : > 95 dBA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar